Sabtu, 20 Agustus 2011

1.1 Risiko

1.1    Risiko
Risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, ada pepatah mengatakan tak ada hidup tanpa risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Pada dasarnya risiko tidak dapat dihindari dari aktivitas bisnis perusahaan, sehingga diperlukan manajemen risiko untuk mengatasi permasalahan ini. Manfaat perusahaan mengimplementasikan manajemen risiko antara lain (Lam, 2007:6) memberikan peran dalam pengelolaan risiko kepada manajer perusahaan, mengingat manajer perusahaan memiliki akses penuh terhadap informasi dan dukungan dari para profesional manajemen risiko.
Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non-usaha.
Risiko usaha adalah semua risiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Jika perusahaan mengambil keputusan bisnis dan tidak tepat memprediksi keputusan tersebut, perusahaan dapat mengalami kerugian yang signifikan.
Contoh: risiko membangun gedung baru, risiko meluncurkan produk baru, dan risiko melakukan merger.
 Risiko non-usaha adalah risiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan (Ghozali, 2007:3).
Contoh: bencana alam, kebakaran, polusi, kkn.
Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara. Ada beberapa definisi tentang risiko:
1.    Definisi risiko menurut pendapat Vaughan (1978)
a.    Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian)
Dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan di mana terdapat suatu keterbukaan (exposure) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan akan terjadinya kerugian.
b.    Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian)
Possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
c.    Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian)
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian (uncertainty), adanya risiko karena adanya ketidakpastian.
2.    Mehr & Cammack dalam Hasymi (1982:11)
Risiko adalah kemungkinan yang tidak diharapkan.
3.    Imam Ghozali (2007:3)
Risiko dapat didefinisikan sebagai volatilitas outcome yang umumnya berupa nilai dari suatu aktiva atau utang.
4.    Abbas Salim (1989:3)
Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin menimbulkan kerugian (loss).
5.    Mamduh M. Hanafi (2006:1)
Bisa didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan. Definisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.
6.    Williams A Numan (1984:3)
Risk management is a rational attempt to reduce or avoid the consequence of loss or injury (manajemen risiko adalah suatu usaha secara rasional untuk menghindari atau mengurangi kerugian atau cidera).
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian.
Risiko yang dihadapi perusahaan memiliki karakteristik antara lain:
-       Kejadian risiko akan terulang terus dan cenderung dapat diukur.
-       Jenis-jenis risiko yang masih sangat baru sulit diukur.
-       Sangat tergantung satu sama lain.
-       Bersifat kompleks.

Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Ketidakpastian itu sendiri ada banyak tingkatannya.
Tingkat Ketidakpastian  Karakteristik                                       Contoh
Tidak ada (pasti)                Hasil bisa diprediksi dengan pasti            Hukum Alam
Ketidakpastian obyektif      Hasil bisa diidentifikasi dan probabilitas   Permainan dadu,
                                          diketahui                                                 kartu
Ketidakpastian subyektif     Hasil bisa diidentifikasi tapi probabilitas   Kebakaran, kecelakaan
                                          tidak diketahui                                        Mobil, investasi
Sangat tidak pasti               Hasil tidak bisa diidentifikasi dan             Eksplorasi angkasa
                                          probabilitas tidak diketahui   
Pada tingkat pertama, kondisi kepastian sangat tinggi. Hasil bisa diprediksi dengan relatif pasti. Hukum alam merupakan contoh kepastian tersebut. Sebagai contoh, kita bisa memprediksi dengan pasti bahwa bumi mengitari matahari selama 360 hari (satu tahun).
Tingkat selanjutnya adalah ketidakpastian obyektif, dengan contoh adalah dadu, jika kita melempar dadu, ada enam kemungkinan yaitu angka 1,2,3,4,5, dan 6 (ada enam kemungkinan hasil). Kita bisa menghitung probabilitas masing-masing angka untuk keluar yaitu, 1/6.
Tingkatan berikutnya adalah ketidakpastian subyektif, dengan contoh adalah kecelakaan mobil. Identifikasi hasil dan probabilitas (kemungkinan) yang berkaitan dengan kecelakaan mobil lebih sulit dilakukan. Sebagai contoh,jika kita pergi keluar dengan mobil, berapa besar probabilitas kita mengalami kecelakaan mobil? Dan jika terjadi kecelakaan mobil, kerusakan atau kerugian yang bagaimana yang akan kita dapatkan? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tingkatan berikutnya adalah kondisi sangat tidak pasti, dengan contoh eksplorasi angkasa. Kita tidak tahu apa hasil yang akan diperoleh dari eksplorasi angkasa, apakah akan bertemu dengan makhluk asing (alien), ataukah menemukan planet yang mirip bumi, atau apa yang akan kita temukan. Sangat sulit memprediksi atau mengidentifikasi hasil yang barangkali bisa diperoleh dari eksplorasi angkasa seperti itu. Tentu saja juga akan sangat sulit menentukan probabilitas untuk masing-masing kemungkinan hasil tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar